Kumpulan Kata Bijak Mario Teguh


Pilunya hati dari orang yang sedang jatuh cinta,
adalah karena akutnya keinginan untuk diinginkan.

Jika ternyata dia tidak diinginkan
hatinya akan tenggelam
...dalam perasaan terbuang.

Sesungguhnya yang dibutuhkan
adalah rasa hormat kepada diri sendiri
yang lebih sehat, yang tidak menggantungkan
kebahagiaan kepada persetujuan orang lain.

Cinta itu indah
jika tidak, ia juga tidak akan se-menyiksa itu.
Sebagian orang yang marah
dan menuntut haknya dengan anarkis,
adalah justru orang yang haknya
telah dicabut.

......Yang kita sebut sebagai ‘hak’ itu,
menjadi hak kita,
jika kita memenuhi syarat baginya.

Orang yang tidak memenuhi syarat,
akan dicabut haknya.

Seperti,

Hak untuk orang yang rajin dan jujur,
dibatalkan dari mereka yang malas
dan tidak jujur.

Maka, untuk setiap hak Anda,
penuhilah syaratnya.

Mario TeguhSee More
16 hours ago
Mario Teguh Mencintai satu jiwa
karena kualitas dan kelebihannya
adalah sesuatu yang wajar dan
mudah untuk dilakukan.

...Tetapi,

Mencintai karena kekurangan
dan kelemahan seseorang,
itu bukan kemampuan dari jiwa-jiwa biasa.

Tuhan mencintai kita
bukan karena kita sempurna
tetapi karena kita menyerahkan diri
bersama semua kekurangan kita.

Hanya Tuhan,
yang mampu sepenuhnya mencintai kita
beserta semua kelemahan kita.

Mario TeguhSee More
Yesterday at 1:58pm
Mario Teguh Pernahkah Anda
berdoa kepada Tuhan
dalam kemarahan yang besar,
untuk kemudian menyesal dan
meminta Tuhan untuk
...tidak mengabulkan doa itu?

Karena kita sering berdoa
dalam kemarahan dan ketergesaan,
maka belum terjawabnya
banyak dari doa kita,
adalah justru jawaban yang terbaik.

Coba bayangkan,
seandainya Tuhan menuruti
semua fatwa kemarahan Anda,
seperti

Pokoknya aku nggak akan ..!!!

Hmm ...

Sabarlah

Mario TeguhSee More
Yesterday at 4:10am
Mario Teguh Siapa yang lebih Anda percayai
ketulusan cintanya?

Pria yang meredupkan lampu,
menyalakan lilin beraroma gaharu
...dengan alunan kidung asrama
mengulurkan seikat mawar,
dan mendesahkan
... oh betapa aku mencintaimu

Atau,

Pria yang berkeringat deras,
gemetar, kamisosolen (bilang benul,
untuk benar dan betul),
meremas sekantung kentang goreng,
menyerahkan separuh kepada Anda,
lalu dia bilang, … kawin yuk?!

Mario TeguhSee More
Wednesday at 10:27pm
Mario Teguh Suatu hari,
seorang eksekutif senior bertanya,

Pak Mario,
saya ini sayang sekali sama istri,
...dan saya sudah melengkapinya
secara ekonomi.

Tapi khan Pak Mario bilang
suami harus mesra sama istri,
lha saya ini tidak bisa Pak
kalau disuruh bilang ‘sayang.’

Sebetulnya Bapak bisa khan,
bilang sayang?

Ya

Sebetulnya Bapak khan tahu,
kalau dia ingin Bapak bilang sayang?

Ya

Terus, Bapak tunggu apa lagi?

Mario TeguhSee More
Wednesday at 8:33pm
Mario Teguh Tuhan tidak memberikan masalah
yang lebih besar daripada kemampuan kita
untuk menyelesaikannya.

Tetapi,
...
Menunda tindakan nyata untuk
menyelesaikan masalah,
adalah perilaku yang mengijinkan
masalah itu tumbuh lebih besar
daripada kemampuan kita.

Maka,

Suka atau tidak suka,
masalah adalah perintah untuk
segera bekerja menuju keadaan
yang kita sukai.

Mario Teguh – Loving you all as alwaysSee More
Wednesday at 6:15pm
Mario Teguh Sebagian besar ratapan kesedihan
adalah perilaku mengasihani diri sendiri.

Dan,

...jika ketertarikan Anda adalah
melanjutkan keluhan mengenai
bagaimana kehidupan ini tidak berlaku adil
kepada Anda, maka tumbuhlah kesedihan Anda.

Maka,

gunakanlah siang Anda untuk terlibat
dalam kegiatan bersama orang lain
yang sibuk mengunduh rezeki, dan
gunakanlah malam Anda untuk
beristirahat dengan penuh kesyukuran.

Mario TeguhSee More
Tuesday at 11:28pm
Mario Teguh Jika Anda telah memiliki impian,
berilah tanggal bagi pencapaiannya,
dan impian itu akan menjadi cita-cita.

Ingatlah, bahwa
...
CITA-CITA ADALAH IMPIAN YANG BERTANGGAL.

Kemudian,
Anda tinggal menyusun urutan tindakan
untuk mencapainya pada tanggal itu.

Sehingga,
semakin Anda menunda,
semakin tanggal itu terdorong menjauh.

Dan semakin Anda malas,
semakin cita-cita itu menjadi tidak berarti.

Mario TeguhSee More
Tuesday at 6:39pm
Mario Teguh Anda tidak harus mengerti musik
untuk menjadi penyanyi yang baik
dalam hidup ini,
karena lagu kehidupan dibangun
dari tarian yang indah antara impian
...dan pekerjaan Anda.

Syukurilah keindahan dari impian Anda

Pilihlah pekerjaan yang sederhana,
yang mudah untuk segera Anda lakukan.

Bukan besarnya tindakan
yang menjamin keberhasilan,
tapi besarnya kesungguhan untuk bekerja
dalam kesederhanaan yang jujur.

Mario TeguhSee More
Tuesday at 2:55am
Mario Teguh Anda seolah bisa meramal
kualitas masa depan seseorang
dari kemudahannya untuk
memperbarui diri.

...Tapi,

Ada orang yang sibuk menjelaskan
kepada seluruh dunia
bahwa berubah itu sulit,
orang lain tidak mendukung
dan bahwa masih banyak hal
yang belum siap untuk menjamin
keberhasilannya.

Hmm …

Kita tidak mungkin berhasil
melihat dunia yang baru,
tanpa membarukan cara kita
melihat diri sendiri.

Hijrahlah!

Mario TeguhSee More
December 6 at 9:56pm
Mario Teguh Engkau yang merasa letih
dengan lambannya perubahan hidup,
sebetulnya engkau letih dua kali.

Pertama,
...letih dengan lambannya perbaikan hidup.

Kedua,
letih dengan lambannya dirimu sendiri
dalam memperbarui sikap dan perilakumu.

Sebetulnya hatimu tahu,
bahwa kualitas hidupmu adalah akibat
dari kualitas ketegasanmu.

Hijrah-lah. Berubahlah dengan sepenuhya.

Usahakan untuk tidak mengangsur perubahan.

Mario TeguhSee More
December 6 at 6:13pm
Mario Teguh Engkau yang merasa
ada yang hilang dalam dirimu,
dan sudah seperti tak mengenal
dirimu sendiri,

...Bersedihlah sebentar,
tapi segera sadarilah ini,

Saat terbaik untuk menetapkan
siapa dirimu yang baru,
adalah justru saat kau merasa
sudah kehilangan dirimu sendiri.

Jadilah pribadi yang baru.

Tetapkanlah bagimu rincian sifat
dan sikap baru yang segar,
yang meyakini hakmu untuk
berhasil dan berbahagia.

Mario TeguhSee More
December 6 at 3:42am
Mario Teguh Orang yang ingin menjadi orang kaya,
harus memperkaya orang lain.

Orang yang ingin menjadi orang kaya
yang damai, harus bekerja dengan jujur
...dan mencapai keuntungan dengan adil.

Maka,

Apakah yang Anda kerjakan hari ini
memperkaya orang lain, atau
apakah Anda hanya menjadi bagian
dari biaya?

Apakah hati Anda tenang dan damai,
karena Anda bekerja dengan jujur dan adil?

Sesungguhnya, hati Anda tahu.

Mario TeguhSee More
December 5 at 11:13pm
Mario Teguh Kita tidak mungkin
berlaku malas untuk satu hal,
tanpa menjadi rajin untuk hal yang lain.

Itu sebabnya,
...orang yang malas belajar,
sebetulnya rajin melambankan
dan menumpulkan pikirannya sendiri.

Itu juga sebabnya,
orang yang malas bekerja,
sebetulnya rajin membesarkan
keterpaksaan untuk berhutang
atau meminta-minta.

Marilah kita meminta perlindungan Tuhan,
agar kita tidak menganiaya diri kita sendiri.

Mario TeguhSee More
December 5 at 7:53pm
Mario Teguh Cinta itu buta.

Namun, bahaya utama dari cinta bukanlah kebutaan,
tapi KELUMPUHAN LOGIKA.

...Orang yang sedang jatuh cinta,
merasa obyek cintanya itu adalah
yang terbaik dan tiada duanya.

Duh! Seandainya saja mereka
mendengar penyesalan mereka
yang tidak bahagia,
karena logika yang dulu lumpuh
saat memilih pasangan hidup.

Adik-adikku, lebih berhati-hatilah.

Ini bisa menjadi masalah hidup
yang panjang.

Mario TeguhSee More
December 5 at 5:30am
Mario Teguh Ooh … jatuh cinta itu indah sekali …

Karena,

Belum ada keharusan untuk
...bayar sewa rumah, rekening listrik,
perbaiki pompa air yang rusak,
mertua yang turut campur,
istri boros, suami kasar,
tak suka kesukaan masing-masing,
dan saling merahasiakan sms dan bbm.

Itu sebabnya, bila Anda jatuh cinta,
pastikanlah Anda jatuh cinta
kepada orang yang akan tetap
mencintai Anda,
dan yang akan tetap Anda cintai.

Mario TeguhSee More
December 5 at 12:11am
Mario Teguh Bagi seorang pria,
tidak ada penyerahan diri
yang lebih indah daripada
penyerahan diri kepada wanita
yang dicintainya.
...
Namun,

Seberapa besar penyerahan pria
kepada wanita,
bergantung kepada wanitanya.

Pria akan senang dikuasai
oleh wanita yang membentuknya
menjadi pribadi yang besar.

Wanita yang menuntut
untuk dimulaikan oleh prianya,
haruslah wanita yang memuliakan prianya.

Kehidupan ini adil.

Mario TeguhSee More
December 4 at 10:57pm
Mario Teguh Apakah ada di antara kita
yang satu atau dua kali dalam suatu masa,
yang tidak tergoyahkan harapan baiknya
mengenai masa depan?

...Maka, damaikanlah hatimu yang ragu itu
dengan bermanja-manja kepada Tuhan.

Tetaplah bekerja dengan sikap dan pikiran
yang baik, menuju masa depanmu
melalui keraguan dan kesulitan.

Sejatinya engkau adalah jiwa yang kuat,
yang dikuatkan karena kedekatanmu dengan Tuhan.

Mario TeguhSee More
December 4 at 6:28pm
Mario Teguh Engkau yang sedang bersedih
saat orang lain bergembira,
dan yang sebenarnya menyembunyikan
kesedihan di balik canda tawa ceriamu,

...Kesinilah, dan dengarlah ini …

Kepedihan di masa lalu itu terjadi satu kali.

Jangan mengulanginya dalam pikiranmu,
seperti engkau ingin memperpanjang deritamu,
karena kepedihan itu akan mengganda,
menguat, dan melemahkan hatimu.

Damailah.

Dekatkanlah dirimu kepada Tuhan.

Mario TeguhSee More
December 4 at 4:54am
Mario Teguh Janganlah hanya membenci
rasa frustrasi Anda,
karena ia adalah penunjuk
adanya batasan.

...Kita tidak meledak sebesar
yang kita inginkan
karena kita dibatasi oleh sesuatu.

Dan kita tidak bisa mencapai apa pun,
sampai kita meneguhkan diri
untuk menjadi lebih kuat daripadanya.

Maka,
segera setelah Anda merasa terbatasi,
temukan dan kalahkan batasan itu.

Sesungguhnya,
Anda dilahirkan sebagai pemenang.

Mario TeguhSee More
December 4 at 12:39am
Mario Teguh Selalu berupayalah
untuk menjadi yang terbaik
dalam yang Anda lakukan.

Jika Anda tidak dihargai di mana
...Anda mengabdi saat ini,
ijinkanlah hati Anda untuk sakit sedikit,
tapi tetaplah menjadi yang terbaik.

Jika Anda tidak dikenali dengan baik di sini,
Anda AKAN dikenali lebih baik lagi
DI TEMPAT LAIN,
jika aslinya Anda adalah pribadi yang tulus.

Dan ini bukanlah masalah kemungkinan,
tapi masalah waktu

Mario TeguhSee More
December 3 at 6:35pm
Mario Teguh Kualitas hidup kita
ditentukan oleh yang kita putuskan
atau yang tidak,
dan oleh yang kita lakukan
atau yang tidak.
...
Tidak ada orang yang bebas
dari keharusan untuk memutuskan
dan bertindak yang baik baginya.

Jika kita tidak memutuskan dan
melakukan yang baik,
maka akan sulit-lah hidup kita.

Jika kesulitan yang sama itu berulang,
maka itu adalah tanda bahwa
kita mengulangi ketidak-tegasanyang sama.

Mario TeguhSee More
December 3 at 2:43am
Mario Teguh Pernahkah Anda
mendengar kalimat ini?

“Lakukanlah yang baik bagimu,
atau engkau tak akan pernah
...menjadi baik bagi siapa pun.”

Tidak boleh ada kebaikan
yang digunakan sebagai alasan
untuk merusak kebaikan diri sendiri.

Kebaikan adalah pembaik.

Dan dengannya,
Anda yang beraspirasi untuk menjadi
pembaik kehidupan banyak orang,
harus lebih dulu menjadi pembaik
bagi kehidupan diri Anda sendiri.

Mario TeguhSee More
December 2 at 10:56pm
Mario Teguh Jika saya berkualitas tinggi,
dibayar rendah oleh orang
yang TIDAK mampu,
dan saya terima dengan ikhlas;
itu namanya berharap kepada Tuhan.
...
Jika saya berkualitas tinggi,
menerima bayaran rendah
dari orang yang mampu membayar,
itu berarti saya tidak menghargai diri saya.

Saya harus meng-HARGA-i diri saya
sebagai anugerah dari Tuhan.

Saya tidak bekerja untuk bayaran.

Saya bekerja untuk harga diri saya.

Mario TeguhSee More
December 2 at 5:47pm
Mario Teguh ‎.
ZERO PAMRIH

adalah hidup dan bekerja
tanpa mengharapkan imbalan
...dari apa dan siapa pun,
karena kita hanya berharap pamrih
dari Tuhan Yang Maha Kaya dan Maha Adil.

Pamrih kepada Tuhan adalah HARUS.

Semua upaya kita
untuk menjadi pribadi yang baik
adalah bentuk penyerahan diri
kepada Tuhan, agar Tuhan menyerahkan
semua yang menjadi impian hati kita
bagi kebahagiaan dunia yang tersambung
dengan surga.

Mario TeguhSee More
December 2 at 4:35am
Mario Teguh Dan engkau bertanya,

Siapakah sebenarnya aku?

Engkau adalah jiwa baik
...yang diturunkan di dunia ini
untuk menyebabkan perbedaan baik
pada kehidupan sesama dan alam.

Jika kebaikan jiwamu itu tak kau pelihara,
engkau akan menjadi jiwa baik yang tersiksa
dengan perasaan tak berguna dan tak dibutuhkan,
agar engkau mematuhkan dirimu
untuk melakukan hanya yang baik.

Sebenarnya, engkau jiwa kecintaan Tuhan.

Mario TeguhSee More
December 2 at 1:04am
Mario Teguh Teori yang membaikkan
kehidupan orang lain,
tetap lebih baik daripada
praktek yang melemahkan hidup
dan mengisi hati dengan rasa iri.
...
Janganlah menolak nasehat
yang berpihak kepada keberhasilan kita,
terutama jika praktek yang kita banggakan
selama ini belum menjadikan kita apa-apa.

Marilah kita belajar menerima
anjuran baik yang belum kita coba.

Khan, tidak semua orang berhasil itu
nasehatnya salah?

Mario TeguhSee More
December 1 at 10:53pm
Mario Teguh Anda sudah lama memimpikan
kehidupan yang damai, sejahtera,
dan bebas melakukan yang Anda inginkan.

Apakah yang Anda lakukan hari ini
...ada hubungannya dengan pencapaian impian Anda?

Apakah Anda sudah mulai?

Jika tidak sekarang, kapan?

Apakah Anda sedang menunggu bantuan
yang lebih hebat daripada bantuan Tuhan?

Mulailah …

Bagaimana Tuhan akan mulai membantu,
jika Anda tidak mulai?

Sudahlah, mulai!

Mario TeguhSee More
December 1 at 7:26pm
Mario Teguh Marilah kita damaikan
dan bebaskan hati, untuk
meminta yang sebesar-besarnya
dan yakin sedalam-dalamnya
bahwa Tuhan akan menjawab doa kita.
...
Marilah kita bisikkan

Tuhan, rahmatilah aku dengan
ketegasan untuk membeningkan hati,
menjernihkan pikiran, dan
mengindahkan perilaku ku,

agar pantas bagiku
untuk sehat dan bugar,
berbahagia, bernama harum,
berharta yang berlimpah, dan
berpengaruh membaikkan kehidupan.

AamiinSee More
December 1 at 7:00am
Mario Teguh Rasa malas
yang dibisikkan oleh setan,
ditujukan agar kita menjauhi
kebaikan dan yang membaikkan kita.

...Rasa malas
yang dibisikkan oleh malaikat,
ditujukan agar kita menjauhi
keburukan dan yang memburukkan kita.

Kira-kira,
hati kita ini lebih peka kepada bisikan
dari yang mana ya?

Hati kita menjadi peka terhadap yang kita sukai.

Hanya orang yang dijauhkan dari yang baik,
yang mengeluhkan rasa malasnya

Baca lanjutannya.....

Kembalikan Tanganku Pa........???


Sepasang suami isteri seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak untuk diasuh pembantu rumah ketika mereka bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan berusia tiga setengah tahun. Sendirian di rumah, dia sering dibiarkan pembantunya yang sibuk bekerja.

Dia bermain diluar rumah. Dia bermain ayunan, berayun-ayun di atas ayunan yang dibeli papanya, ataupun memetik bunga matahari, bunga kertas dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dia pun mencoret semen tempat mobil ayahnya diparkirkan tetapi karena lantainya terbuat dari marmer, coretan tidak kelihatan. Dicobanya pada mobil baru ayahnya. Ya... karena mobil itu bewarna gelap, coretannya tampak jelas. Apa lagi kanak-kanak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya. Hari itu bapak dan ibunya mengendarai motor ke tempat kerja karena ada perayaan Thaipusam sehingga jalanan macet. Setelah penuh coretan yg sebelah kanan dia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari si pembantu rumah.

Pulang petang itu, terkejutlah ayah ibunya melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan angsuran. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini?" Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya.

Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan 'Tak tahu... !" "Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi.Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "Ita yg membuat itu papa.... cantik kan!" katanya sambil memeluk papanya ingin bermanja seperti biasa. Si ayah yang hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon bunga raya di depannya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya.

Si anak yang tak mengerti apa-apa terlolong-lolong kesakitan sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa?. Si bapak cukup rakus memukul-mukul tangan kanan dan kemudian tangan kiri anaknya.

Setelah si bapak masuk ke rumah dituruti si ibu, pembantu rumah menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dilihatnya telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiram air sambil dia ikut menangis. Anak kecil itu juga terjerit-jerit menahan kepedihan saat luka2nya itu terkena air. Si pembantu rumah kemudian menidurkan anak kecil itu. Si bapak sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah.

Keesokkan harinya, kedua-dua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu. "Oleskan obat saja!" jawab tuannya, bapak si anak. Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si bapak konon mau mengajar anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu tetapi setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. "Ita demam...
" jawap pembantunya ringkas."Kasih minum panadol ," jawab si ibu.

Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Ita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lg pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Ita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 siap" kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan ia dirujuk ke hospital karena keadaannya serius. Setelah seminggu di rawat inap doktor memanggil bapak dan ibu anak itu.

"Tidak ada pilihan.." katanya yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena gangren yang terjadi sudah terlalu parah.
"Ia sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya kedua tangannya perlu dipotong dari siku ke bawah" kata doktor.

Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan. Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si bapak terketar-ketar menandatangani surat persetujuan pembedahan.

Keluar dari bilik pembedahan, selepas obat bius yang suntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga heran2 melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata.

"Papa.. Mama... Ita tidak akan melakukannya lagi. Ita tak mau dipukul papa. Ita tak mau jahat. Ita sayang papa.. sayang mama." katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya.

"Ita juga sayang Kak Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuatkan gadis dari Surabaya itu meraung histeris.

"Papa.. kembalikan tangan Ita. Untuk apa ambil.. Ita janji tdk akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Ita mau makan nanti? Bagaimana Ita mau bermain nanti? Ita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi," katanya berulang-ulang.

Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi, tiada manusia dapat menahannya.

Baca lanjutannya.....

Saling Tolong Menolong


Bryan hampir saja tidak melihat wanita tua yang berdiri dipinggir jalan itu, tetapi dalam cahaya berkabut ia dapat melihat bahwa wanita tua itu membutuhkan pertolongan. Lalu ia menghentikan mobil Pontiacnya di depan mobil Mecedes wanita tua itu, lalu ia keluar dan menghampirinya.
Walaupun dengan wajah tersenyum wanita itu tetap merasa khawatir, karena setelah menunggu beberapa jam tidak ada seorang pun yang menolongnya.

Apakah lelaki itu bermaksud menyakitinya?
Lelaki tersebut penampilanya tidak terlalu baik, ia kelihatan begitu memprihatinkan. Wanita itu dapat merasakan kalau dirinya begitu ketakutan, berdiri sendirian dalam cuaca yang begitu dingin, sepertinya lelaki tersebut tau apa yang ia pikirkan. Lelaki itu berkata ” saya kemari untuk membantu anda bu, kenapa anda tidak menunggu didalam mobil bukankah disana lebih hangat? oh ya nama saya Bryan.Bryan masuk kedalam kolong mobil wanita itu untuk memperbaiki yang rusak.
Akhirnya ia selesai, tetapi dia kelihatan begitu kotor dan lelah, wanita itu membuka kaca jendela mobilnya dan berbicara kepadanya, ia berkata bahwa ia dari St Louis dan kebetulan lewat jalan ini.
Dia merasa tidak cukup kalau hanya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan.Wanita itu berkata berapa yang harus ia bayar, berapapun jumlahnya yang ia minta tidak menjadi masalah, karena ia membayangkan apa yang akan terjadi jika lelaki tersebut tidak menolongnya. Bryan hanya tersenyum.

Bryan tidak mengatakan berapa jumlah yang harus dibayar, karena baginya MENOLONG ORANG BUKANLAH SUATU PEKERJAAN YANG HARUS DIBAYAR. Ia sangat yakin apabila menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan tanpa suatu imbalan suatu hari nanti Tuhan pasti akan membalas amal perbuatanya.

Ia berkata kepada wanita itu ” Bila ia benar-benar ingin membalas jasanya, maka apabila suatu saat nanti ia melihat seseorang yang membutuhkan pertolongan maka tolonglah orang tersebut “…dan ingatlah pada saya”.

Bryan menunggu sampai wanita itu menstater mobilnya dan menghilang dari pandangan.
Setelah berjalan beberapa mil wanita itu melihat kafe kecil, lalu ia mampir kesana untuk makan dan beristirahat sebentar. Pelayan datang dan memberikan handuk bersih untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Wanita itu memperhatikan sang pelayan yang sedang hamil, dan masih begitu muda. Lalu ia teringat kepada Bryan

Setelah wanita itu selesai makan dan, sang pelayan sedang mengambil kembalian untuknya, wanita itu pergi keluar secara diam-diam.

Setelah kepergiannya sang pelayan kembali, pelayan itu bingung kemana wanita itu pergi, lalu ia menemukan secarik kertas diatas meja dan uang $1000. Ia begitu terharu setelah membaca apa yang ditulis oleh wanita itu:
“Kamu tidak berhutang apapun pada saya karena seseorang telah menolong saya, oleh karena itulah saya menolong kamu, maka inilah yang harus kamu lakukan:
“Jangan pernah berhenti untuk memberikan cinta dan kasih sayang”.
Malam ketika ia pulang dan pergi tidur, ia berfikir mengenai uang dan apa yang di tulis oleh wanita itu.
Bagaimana wanita itu bisa tahu kalau ia dan suaminya sangat membutuhkan uang untuk menanti kelahiran bayinya?
Ia tau bagaimana suaminya sangat risau mengenai hal ini, lalu ia memeluk suaminya yang terbaring disebelahnya dan memberikan ciuman yang lembut sambil berbisik :”semuanya akan baik-baik saja sayangku, I Love You Bryan”.

Sahabat, ternyata sang pelayan tersebut adalah istri lelaki yang bernama Bryan.

“Segala sesuatu yang berputar akan selalu berputar”, therefore, don’t ever to stop to do good things in your life. (Oleh karena itu, jangan pernah berhenti untuk melakukan hal-hal baik dalam hidup Anda )

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri “ (Q.S.Al-Isro’ : 7)

” Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu ” ( Q.S. An-Nisa : 86 )

Baca lanjutannya.....

AYAH…. IBU…. CIUM AKU DONG !



Ada seorang gadis kecil bernama Sari. Ayah Sari bekerja enam hari dalam seminggu, dan sering kali sudah lelah saat pulang dari kantor. Ibu Sari bekerja sama kerasnya mengurus keluarga mereka memasak, mencuci dan mengerjakan banyak tugas rumah tangga lainnya.
Mereka keluarga baik-baik dan hidup mereka nyaman. Hanya ada satu kekurangan, tapi Sari tidak menyadarinya.

Suatu hari, ketika berusia sembilan tahun, ia menginap dirumah temannya, Dewi, untuk pertama kalinya. Ketika waktu tidur tiba, ibu Dewi mengantar dua anak itu ketempat tidur dam memberikan ciuman dan salam kepada mereka berdua.
“Ibu sayang padamu, nak,” kata ibu Dewi.
“Aku juga sayang Ibu,” gumam Dewi.
Sari sangat heran, hingga tak bisa tidur. Tak pernah ada yang memberikan ciuman apappun padanya..Juga tak ada yang pernah mengatakan menyayanginya. Sepanjang malam ia berbaring sambil berpikir, Mestinya memang seperti itu ..
Ketika ia pulang, orang tuanya tampak senang melihatnya.
“Kau senang di rumah Dewi?” tanya ibunya.
“Rumah ini sepi sekali tanpa kau,” kata ayahnya.
Sari tidak menjawab. Ia lari ke kamarnya. Ia benci pada orangtunya. Kenapa mereka tak pernah menciumnya? Kenapa mereka tak pernah memeluknya atau mengatakan menyayanginya ? Apa mereka tidak menyayanginya?. Ingin rasanya ia lari dari rumah, dan tinggal bersama ibu Dewi.
Mungkin ada kekeliruan, apakah orang tuanya ini bukanlah orang tua kandungnya. Mungkin ibunya yang asli adalah ibu Dewi. Malam itu, sebelum tidur, ia mendatangi orangtunya.
“Selamat malam,”katanya.
Ayahnya,yang sedang membaca koran, menoleh.
“Selamat malam,” sahut ayahnya.
Ibu Sari meletakkan jahitannya dan tersenyum.
“Selamat malam, Sari.”
Tak ada yang bergerak. Sari tidak tahan lagi.
“Kenapa aku tidak pernah diberi ciuman?” tanyanya.
Ibunya tampak bingung.
“Ya....? , apa sari ? ” tanya sang ibu, sambil terbata-bata, ibu Sari menjawab “ eemmm, perasaan dulu ketika ibu masih kecil tidak ada yang pernah mencium Ibu, mungkin itu saja kali nak.”
Sari menangis sampai tertidur. Selama berhari-hari ia merasa marah. Akhirnya ia memutuskan untuk kabur. Ia akan pergi ke rumah Dewi dan tinggal bersama mereka. Ia tidak akan pernah kembali kepada orang tuanya yang tidak pernah menyayanginya. Ia mengemasi ranselnya dan pergi diam-diam.

Tapi begitu tiba di rumah Dewi, ia tidak berani masuk. Ia merasa takkan ada yang mempercayainya. Ia takkan diizinkan tinggal bersama orang tua Dewi.
Maka ia membatalkan rencananya dan pergi. Segalanya terasa kosong dan tidak menyenangkan.
Ia takkan pernah mempunyai keluarga seperti keluarga Dewi. Ia terjebak selamanya bersama orang tua yang paling buruk dan paling tak punya rasa sayang di dunia ini. Sari tidak langsung pulang, tapi pergi ke taman dan duduk di bangku. Ia duduk lama, sambil berpikir,hingga hari gelap.

Sekonyong-konyong ia mendapat gagasan. Rencananya pasti berhasil . Ia kan membuatnya berhasil. Ketika ia masuk ke rumahnya, ayahnya sedang menelpon. Sang ayah langsung menutup telepon. ibunya sedang duduk dengan ekspresi cemas. Begitu Sari masuk, ibunya berseru,” Dari mana saja kamu ? Kami cemas sekali!”.
Sari tidak menjawab, melainkan menghampiri ibunya dan memberikan ciuman di pipi, sambil berkata,”Aku sayang padamu,Bu.”
Ibunya sangat terperanjat, hingga tak bisa bicara.
Lalu Sari menghampiri ayahnya dan memeluknya sambil berkata, “Assalaamu’alaikum, Yah. Aku sayang padamu,”
Lalu ia pergi tidur, meninggalkan kedua orangtunya yang terperangah di dapur.
Keesokan paginya, ketika turun untuk sarapan, ia memberikan ciuman lagi pada ayah dan ibunya. Di halte bus, ia berjingkat dan mengecup ibunya.
“I....bu ,Aku sayang padamu.”,”katanya.

Itulah yang dilakukan Sari setiap hari selama setiap minggu dan setiap bulan. Kadang-kadang orang tuanya menarik diri darinya dengan kaku dan canggung. Kadang-kadang mereka hanya tertawa. Tapi mereka tak pernah membalas ciumannya. Namun Sari tidak putus asa.
Ia telah membuat rencana, dan ia menjalaninya dengan konsisten. Lalu suatu malam ia lupa mencium ibunya sebelum tidur. Tak lama kemudian, pintu kamarnya terbuka dan ibunya masuk.
“Mana ciuman untukku ?” tanya ibunya, pura-pura marah.
Sari duduk tegak.
“Oh, aku lupa,” sahutnya. Lalu ia mencium ibunya.
“Aku sayang padalmu, Bu.” Kemudian ia berbaring lagi.
“Assalaamu’alaikum, ibu,”katanya, lalu memejamkan mata.
Tapi ibunya tidak segera keluar.
Akhirnya ibunya berkata. “Aku juga sayang padamu, nak.”
Setelah itu ibunya membungkuk dan mengecup pipi Sari.
“Dan jangan pernah lupa menciumku lagi,” katanya dengan nada dibuat tegas. Sari tertawa.
“Baiklah,”katanya.

Dan ia memang tak pernah lupa lagi. Bertahun-tahun kemudian, Sari mempunyai anak sendiri, dan ia selalu memberikan ciuman pada bayi itu, sampai katanya pipi mungil bayinya menjadi merah.
Dan setiap kali ia pulang ke rumah, yang pertama dikatakan ibunya adalah, “Mana ciuman untukku?” Dan kalau sudah waktunya Sari pulang, ibunya akan berkata, “Aku sayang padamu. Kau tahu itu, bukan?”, “Ya,Bu,” kata Sari. “Sejak dulu aku sudah tahu.” .

Dalam sebuah hadits shahih riwayat Bukhari:

“Bahwa Nabi Shallahu’alaihi wasallam mencium Hasan bin Ali, dan disamping beliau ada Aqro’ bin Habis at-Tamimy, maka berkatalah Aqro’: Sesungguhnya aku punya 10 orang anak tetapi tidak seorangpun yang pernah kucium. Lalu Rasulullah Shallahu’alaihi wasallam melihat kepadanya seraya berkata : Barangsiapa yang tidak mau menyayangi maka ia tidak akan disayangi”.

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu’anha, ia berkata:

“Telah datang seorang badui kepada Nabi Shallahu’alaihi wasallam dan ia berkata: kalian menciumi anak-anak kecil, tapi kami tidak pernah menciumi meraka. Berkatalah Nabi Shallahu’alaihi wasallam: Aku tak kuasa (memberi kasih sayang di hati kalian) jika Allah telah mencabut kasih sayang itu dari hati kalian.

Baca lanjutannya.....

DOA BUAT ORANG LAIN



Sebuah kapal karam di tengah laut karena terjangan badai dan ombak hebat. Hanya dua orang lelaki yang bisa menyelamatkan diri dan berenang ke sebuah pulau kecil yang gersang.

Dua orang yang selamat itu tak tahu apa yang harus dilakukan. Namun, mereka berdua yakin bahwa tidak ada yang dapat dilakukan kecuali berdoa kepada Tuhan. Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka sepakat untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan mereka tinggal sendiri-sendiri berseberangan di sisi-sisi pulau tersebut.

Doa pertama yang mereka panjatkan. Mereka memohon agar diturunkan makanan. Esok harinya, lelaki ke satu melihat sebuah pohon penuh dengan buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang lainnya tetap kosong.
Seminggu kemudian, lelaki yang ke satu merasa kesepian dan memutuskan untuk berdoa agar diberikan seorang istri. Keesokan harinya, ada kapal yang karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang berenang dan terdampar di sisi tempat lelaki ke satu itu tinggal. Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki ke dua tetap saja tidak ada apa-apanya.

Segera saja, lelaki ke satu ini berdoa memohon rumah, pakaian, dan makanan. Keesokan harinya, seperti keajaiban saja, semua yang diminta hadir untuknya. Sedangkan lelaki yang kedua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa.

Akhirnya, lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya dapat meninggalkan pulau itu. Pagi harinya mereka menemukan sebuah kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan pulau itu. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua yang tinggal di sisi lain pulau. Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak pantas menerima pemberian Tuhan karena doa-doanya tak terkabulkan.

Sahabat, tahukah Anda do’a apa yang dipanjatkan oleh lelaki kedua tersebut ? lelaki kedua tersebut berdo’a memohon agar seluruh permintaan Lelaki yang pertama dikabulkan ?! .

begitulah mungkin kebanyakan dari kita ketika kita telah meraih kesusksesan demi kesuksesan, kita kadang lupa bahwa ada peran orang lain yang mungkin tak pernah kita sangka dan tak juga kita hitung ternyata sangat berperan dalam langkah-langkah kita menuju kesuksesan.

Allah telah mengajarkan kita di dalam Al-Quran untuk berdoa, bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk orang lain dan orang-orang terdahulu dari kita.

“ dan orang-orang yang datang sesudah mereka berdoa ,“ Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh Engkau Maha Penyantun dan Maha Penyayang” (Al Hasyr: 10)

Indahnya doa ini. Begitu dalam maknanya. Jika diteliti, doa untuk diri sendiri adalah hanya permohonan keampunan dari Allah SWT dan selebihnya adalah untuk orang-orang lain yang beriman, bahkan yang telah lebih dahulu beriman. Selanjutnya adalah permintaan agar menyatupadukan hati dalam kebersihan sesama orang beriman. Bersih dari kedengkian, dari hasad, dari iri hati dan bersih dari apa-apa perasaan yang boleh merusak kebersamaan antara orang-orang yang beriman. Dan kebersihan hati yang dimohonkan itu bukan bersifat peribadi, tetapi untuk permohonan bersama. Sungguh indah!

Rasulullah SAW mengajarkan kita mendoakan saudara kita di saat tidak diketahui orang lain, terlebih lagi untuk orang yang kita doakan. Lisan orang berdoa untuk saudaranya adalah wasilah agar doa itu dikabulkan Allah SWT.

“ tidaklah seorang Muslim berdoa untuk saudaranya dalam kondisi tidak ada orang yang mengetahuinya, kecuali Malaikat yang diutus mengatakan kepadanya, “ dan bagimu apa yang engkau minta untuk saudaranmu” (HR Muslim)

Kehadiran malaikat yang mengaminkan permohonan seseorang sebagaimana permohonan orang tersebut kepada saudaranya mengandungi makna lain bahawa doa itu diucapkan kembali kepada diri sendiri.

Mendoakan orang lain menunjukkan perhatian kita kepada orang lain. Sikap kepedulian dan empati ini yang dianjurkan oleh Islam. Maka mendoakan orang lain secara automatiknya menghilangkan perasaan ke’aku’an dan menyingkirkan keegoaan dalam diri. Seseorang yang kerap mendoakan orang lain adalah lebih dekat dengan reality hidup dan lebih sedar akan keterbatasan sebagai hambaNya. Lebih merasakan kesyukuran yang lebih dalam daripada kondisi diri yang dialami kerana melihat kondisi orang lain yang lebih berat.

Baca lanjutannya.....

Jangan Mengeluh


Seorang musafir dengan seorang Pelayan kesayangannya mengadakan perjalanan jauh. Dalam perjalanan itu mereka membawa barang-barang berharga untuk dijual, seperti seekor kambing, ayam jago, serta sebuah obor.

Di sepanjang perjalanan, mereka berdiskusi tentang sifat Tuhan.”Tuhan itu baik, Dia selalu menyertai kemana pun kita pergi,”ujar Si Pelayan. “Aku tidak yakin dengan apa yang kau katakana, lihat saja mungkin Tuhan menyertai perjalanan kita, “ujar musafir, sinis.

Menjelang sore tibalah mereka di sebuah desa. Mereka berharap dapat beristirahat sejenak di desa itu, tetapi sayang tidak seorang pun yang bersedia menerima mereka. Penduduk di desa itu tidak mau menerima orang asing. Jadi mereka mengusir musafir dan Pelayannya. Mendapat perlakuan kasar seperti itu, musafir menggerutu,”Benar, kan, kataku ? Tuhan tidak menyertai kita. Buktinya, Dia tidak memberi kita tempat istirahat.”
Karena tidak ada tempat untuk beristirahat maka musafir dan Pelayannya terpaksa pergi ke tengah hutan yang letaknya tidak jauh dari desa. Sampai di sana musafir itu memasang tenda lalu berbaring melepas rasa lelah. Si Pelayan berusaha menghibur tuann tuannya, “Pasti menurut Tuhan, bermalam di tengah hutan ini merupakan yang terbaik bagi kita.”

Tidak lama kemudian terdengarlah suara binatang buas. Ternyata seekor serigala datang menerkam kambing milik sang musafir. Karena ketakutan, sang Musafir pun lari dan memanjat pohon untuk menyelamatkan diri. Dari atas pohon sang Musafir berkata kepada Si Pelayan “Masih beranikah engkau mengatkan bahwa Tuhan itu baik? Lihat saja Tuhan sudah membiarkan kita kedinginan di hutan ini. Tidak hanya itu saja, dia sudah membuatku rugi karena tidak dapat lagi menjual kambingku ke pasar.” Pelayan yang bijaksana itu berusaha menenangkan majikannya,”Tuan seharusnya bersyukur dan berterima kasih karena jika serigala itu tidak menerkam kambing, Tuan dan akulah yang diterkamnya. Tuhan memang baik karena sudah melindungi kita dari maut.”

Musafir masih berada di atas pohon ketika hembusan angina kencang memadamkan obor yang merupakan satu-satunya penghangat yang ia miliki di tengah cuaca yang begitu dingin. Sang musafir itu masih saja mengeluh dan tidak memedulikan kata-kata Si Pelayan. Dengan sindiran sinis ia berkata, “Kelihatannya kebaikan Tuhan kepada kita begitu nyata di sepanjang malam ini.”

Keesokan harinya Mereka bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Ketika melewati desa yang kemarin mereka singgahi, mereka terkejut melihat keadaan desa yang porak-poranda. Setelah bertanya kepada para penduduk tahulah sang Musafir bahwa semalam sekelompak perampok telah menjarah desa tersebut. “Telah terbukti bahwa Tuhan itu memang baik. Jika semalam kita menginap disana, barang-barang Tuan yang berharga akan ikut dirampok. Dan, kalau saja angina kencang tidak memadamkan obor, perampok-perampok itu pasti dapat melihat barang-barang dengan jelas lalu mengambilnya semua,”ujar Pelayan. Sang musafir tertunduk malu. Ia lalu menangis karena dia sepanjang jalan ini ia hanya mengeluh dan menggerutu kepada Tuhan.


Mengeluh hanya akan menguras tenaga dan membuang waktu kita dengan percuma. Menggerutu tidak akan pernah menyelesaikan persoalan, justru menambah beban. Ketika sedang dilanda masalah, belajarlah untuk tetap bersyurkur. Kata-kata positif memang tidak langsung mengubah keadaan, tetapi setidaknya kita memiliki suasana hati yang lebih baik. Hati dan pikiran yang tenang akan membuat kita kuat dalam menghadapi masalah apa pun. Mungkin ada yang berkata,”Bila keadaan sedang kacau, saya tidak mungkin mengucapkan kata-kata yang baik.”Bila tidak dapat berkata-kata yang baik, ada baiknya Anda juga memutuskan untuk tidak berkata-kata sama sekali. Diamlah. Bukankah sering kali diam justru menyelesaikan segalanya? Belajarlah berdiam diri sejenak dan setelah itu lihat apa yang akan terjadi.

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-NYA. Sungguh Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS: An-Nisa:32)
“Sungguh, Allah tidak akan menzalimi seseorang walaupun sebesar Zarrah, dan jika ada kebajikan (sekecil zarrah), niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-NYA.” (QS: An-Nisa:40).
“Allah tidak menghendaki untuk memberikan kamu sesuatu beban yang berat, tetapi ia berkehendak untuk membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu supaya kamu berterimakasih.” (QS:Al-Maidah: 6)
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman”, dan mereka tidak diuji?”(QS: Al-Ankabut:2)
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS: Al- Insyirah: 5-6).
Allah SWT berfirman dalam hadis qudsiy, ana `inda dzonni `abdi = AKU TERGANTUNG BAGAIMANA HAMBA KU BERPRASANGKA KEPADAKU. Semua harapan, semua prasangka, semua hajat makhluknya bisa dilayani oleh kehendakNya.

Baca lanjutannya.....

WONG FEI HUNG, ISLAM TILL DIE




Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam film Once Upon A Time in China. Dalam film itu, karakter Wong Fei Hung diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet Li. Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China.

Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong.Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.

Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong.

Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pasien yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pamrih.

Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch’in yang korup dan penindas. Dinasti Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris. Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734.

Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja pemerintah Ch’in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir pendudukan Dinasti Ch’in.

Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berhasil mengembangkannya menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus.

Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin yang akan mereka peras.

Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek. Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri.

Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya.

Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya.

Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Alah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. Amin.

Inilah bukti jika semua manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah/suci
Yaitu ia telah mengakui bahwa Tuhan itu cuma 1
Maka saat ada ajaran Tuhan 3 tapi satu
Ini jelas bertentangan dengan hati nurani
Dengan itulah orang yang baru memeluk Islam
Maka ia bukan berpindah agama, tapi kembali pada fitrah Islam
Menyembah hanya pada 1 Allah saja..... TITIK !!!

Semoga ini menjadi renungan bagi "saudara"2 sekitar kita yang murtad hanya karena sekeping perak & seonggok cinta fana...

Sementara justru orang berada, intelektual, publik figur & para pemimpin dan justru para pemimpin + pemuka agama lain baik di barat maupun di timur malah masuk Islam dengan Ikhlas & sadar jika cuma Islam satu-satunya agama yang benar.

Lihat saudara2 kita yang miskin, mereka didatangi missionaries kristen & menawarkan sekeping harta agar saudara kita murtad, mari kita tengok & perhatikan saudara sekitar kita.

2,5% harta zakat kita berikan pada fakir miskin secara langsung. Ini akan lebih meresap dihati karena setiap ibadah adalah untuk menyucikan jiwa. Zakat ialah syariat, tapi hakikatnya ia menyucikan jiwa dengan menghilangkan kikir, tamak, rakus, menumbuhkan rasa sayang sesama, ikhlas, menolong dan lainnya.

Ma'rifatnya ialah bersyukur pada Allah yang telah memberi begitu banyaknya nikmat yang tak terhingga dan lainnya.

Qs.3 Ali Imran:85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

Baca lanjutannya.....

Kutumpahkan segala permohonan ini dihadapanMu yaa Allah


Tiba-tiba HP ku berdering, setelah menjawab salam suara diseberang telepon tampak panik “Ayah.. bunda mimisan nich.” Hmm.. kumaklumi kepanikan istriku saat itu karena belum pernah dia mengalami mimisan seperti ini. Memang cuaca di bulan Agustus 2007 siang itu begitu teriknya. Aku pikir ini akibat cuaca yang terik itu. Kemudian aku sarankan dia untuk segera ke dokter.

Beberapa hari kemudian istriku sakit pilek. Seperti biasanya kalau sakit ia hanya minum obat warung dan jarang sekali mau periksa ke dokter. “oalah bunda… ke dokter ajah kok takut,” ledekku, ku sorong pipi kenyalnya dengan ujung jari, ia merajuk bibirnya maju 2 centi, lucu melihatnya seperti itu.

Dua minggu berselang tapi pileknya belum juga hilang. Malah katanya ada yang terasa menyumbat di saluran hidungnya, rasanya tak nyaman dan susah bernafas. “Bun... besok kita ke Rumah Sakit ya! biar ayah ijin masuk siang,” rayuku agar ia mau ke Rumah sakit.
Keesokan harinya saya ajak ia ke RS. Bhakti Yudha Depok. Saat itu dokter THT bilang istriku alergi pada debu dan juga bulu-bulu binatang. Tapi sampai obatnya habis pileknya belum juga ada tanda-tanda kesembuhan. Anehnya yang sering keluar lendir hanya hidung sebelah kiri saja. Bahkan istriku mulai susah bernafas melalui hidung, ia hanya bisa bernafas melalui mulut. Dan ketika saya membawanya periksa untuk kedua kalinya dokter menyarankan untuk rontgen. Namun dari hasil rontgen tidak terlihat adanya kelainan apapun di hidung istriku.

***

Tanggal 3 Nov 2007

Aku mengajaknya periksa ke RS Proklamasi Jakarta, karena menurut informasi di sini peralatanya lebih lengkap. Ternyata benar, dengan alat penyedot dokter mengeluarkan lendir dari dalam hidung istriku. Senang rasanya melihat ia dapat bernafas dengan lega. “Alhamdulillah…”

Beberapa hari kemudian sumbatan itu kembali muncul. “Duh..bunda!” Kontrol kedua ke RS. Proklamasi masih saja dokter belum bisa menyampaikan penyakit apa yang dialami istriku ini. Dokter memasukkan kapas basah ke hidung istriku (ternyata itu adalah bius lokal), beberapa saat kemudian sebuah gunting kecil dimasukkan kedalam hidung dan.. “krek” potongan daging kecil diambil. Belakangan baru aku tau tindakan inilah yang dinamakan biopsi. Tak ada yang disampaikan kepada kami. Dokter menyarankan dilakukan CT Scan. Kemudian kami menuju ke RSCM untuk CT Scan.

Keesokan harinya hasil CT Scan aku bawa kembali ke Dokter RS Proklamasi. Setelah melihat hasil Scan, Dokterpun menyampaikan hasilnya dan juga hasil biopsi dari laboratorium.

“ini ibu positif,” kata dokter sambil menunjukkan foto CT Scan. Nampak ada sebuah massa diantara belakang hidung dan tenggorokan istriku. Cukup besar seukuran kepalan tangan. Aku masih belum mengerti maksud kata-kata nya dan memang sama sekali tak ada pikiran yang aneh aku coba bertanya, “maksudnya apa dok?”

“ibu positif kanker!”

Dek.. seolah detak jantungku berhenti “KANKER…Dok…?” Tiba-tiba mataku jadi gelap, sebuah beban berat serasa menindih badanku. Aku diam dan tak bisa berkata apa-apa, lama aku terdiam. “Kanker..?” tanyaku, tapi kalimat itu tak mampu terucap hanya bersarang di kepalaku. Sebuah penyakit yang selama ini hanya aku kenal lewat informasi dan berita-berita, kini penyakit itupun menghampiri orang terdekatku orang yang paling aku sayangi. Penyakit yang menakutkan itu menyerang istriku.

Kutatap wajah cantik istriku yang dibalut jilbab favoritnya, tenang.. teduh... tak ada ekspresi apa-apa aku makin bingung.

“duhh...bunda apa yang ada dalam fikiranmu bunda...”

“Sekarang bapak ke RSCM ke bagian Radiologi kita harus bertindak cepat,” tiba-tiba aku tersadar. Segera kuambil surat pengantar dokter dan menuju RSCM.

Sungguh tak pernah terpikirkan sedikitpun sebelumnya, kini kami berada dalam deretan orang-orang penderita kanker di ruang tunggu spesialis Radiologi ini. Aroma kecemasan bahkan keputus asaan tergambar di wajah mereka. Sebenarnya ini juga saya rasakan, tapi saya harus menyembunyikan raut ini di hadapan istriku. Aku harus tetap menyuguhkan energi penyemangat padanya.

Dihadapan dokter Radiologi aku bertanya, “sebenarnya istriku kena kanker apa dok?”

“kanker nasofaring.” jawab dokter singkat.

Ya Allah....kanker apa lagi ini? Istilahnya saja aneh bagiku. Kenapa harus istriku yang mengalaminya?

“Tapi Insya Allah masih bisa disembuhkan dengan pengobatan sinar radiasi dan kemoterapy,” dokter mencoba menangkap kegalauan diwajahku.

“Nanti ibu harus menjalani pengobatan radiasi selama 25 kali.”

Terbayang beratnya derita dan kelelahan yang harus dialami istriku. Belum lagi dengan kombinasi pengobatan kemoterapy yang melemahkan fisik.

Keluar dari ruang radiologi seolah semuanya jadi gelap, rasanya aku tak kuat menahan segala beban ini. Segera aku sms family dan teman-teman dekatku, aku kabarkan keadaan istriku dan kumintakan do'a dari mereka. Tak terasa bulir-bulir bening air mata bermunculan disudut mataku.

“Ayah kenapa? nangis yach..?” dengan polos pertanyaan itu keluar dari bibir istriku.

“iya, ayah sayaaang.... sama bunda,” suaraku gemetar.

Ku usap lembut kepala istriku. Ku tepis perlahan tangannya yang mencoba mengusap air mataku, ku gengggam kuat jari-jari lemahnya. Hatiku berbisik “kenapa tak ada kesedihan diwajahmu bunda? apakah bunda ga tau penyakit ini begitu berbahaya? Atau Allah telah memberitahukan ini semua kepadamu?”

“Bunda biasa ajah koq..” Jawabanya malah makin membuatku tak bisa bernafas, air mataku akhirnya jatuh juga.

Kususuri lorong-lorong RSCM dengan langkah lemas tak bertenaga seolah aku melayang, tulang-tulang terasa tak mampu menyangga badanku yang kecil ini.

Tanggal 5 Desember 2007

Mulai hari itu istriku harus dirawat inap di RS. Proklamasi. Semua persiapanpun dilakukan mulai dari USG, Bond Scan dll. Hasilnya rahim masih bersih dan tulangpun normal artinya kankernya belum mejalar ke bagian lain, Alhamdulillah...sempat kuucap kata syukur itu.

Tanggal 8 Desember 2007

Hari ke empat. Sore itu aku dipanggil ke ruang Dokter Sugiono yang akan melakukan Kemoterapy. Dikatakan bahwa kanker istriku stadium 2A dan Insya Allah masih bisa diobati. Istrikupun siap untuk menjalani pengobatan dengan kemoterapy. Kemudian kami minta ijin ke Dokter untuk diperbolehkan pulang sambil mempersiapkan segala sesuatunya.

Malam hari ketika kami di rumah, kami minta pendapat dari pihak keluarga tentang pengobatan yang akan kami lakukan. Dengan berbagai pertimbangan dan alasan pihak keluarga menyarankan agar kami tidak menempuh jalan kemo dan radiasi. Kami disarankan untuk menjalani pengobatan dengan cara alternatif dan pengobatan herbal.

Akhirnya sejak saat itu kami melakukan ikhtiar pegobatan dengan cara alternatif dan minum obat-obat herbal. Karena saat itu istriku sudah susah untuk menelan maka obat herbal yang diberikan tidak berupa kapsul, melainkan berupa rebusan. Setiap hari istriku harus minum ramuan dan rebusan obat-obat herbal yang baunya sangat menyengat. Tapi aku lihat ia dengan telaten dan sabar rutin minum semua obat-obatan itu.

Semangatnya untuk sembuh begitu besar. Doa pun tiada henti kupanjatkan siang dan malam. Dan malam-malamku selalu ku habiskan dengan tahajut dan hajat.

Aku mulai rajin mencari semua informasi yang berhubungan dengan kanker nasofaring, mulai dari makanan, cara pengobatan, bahkan alamat klinik pengobatan alternatif. Semua informasi aku cari melalui internet, koran dan dari rekan-rekan kerja.

Tiga bulan pengobatan, tapi Allah sepertinya belum memberi jalan kesembuhan dengan cara ini, akhirnya obat herbal aku tinggalkan. Bahkan pengobatan alternatif sudah aku tinggalkan sejak 1 bulan pertama karena aku ragu. Beberapa keluarga istri mulai putus asa. Malah ada yang beranggapan penyakit ini adalah kiriman dari orang. Tapi aku bantah semuanya,sempat ada pertentangan di antara kami. Aku yakinkan istriku bahwa ini adalah memang ujian dari Allah, “Bun..semuanya atas kehendak Allah, bahkan jauh sebelum kita lahir sudah tertulis takdir ini, usia segini bunda sakit, berobat kesini-sini itu semua sudah ada dalam catatan Allah bun. Yang penting sekarang kita jangan lelah berihtiar dan bunda tetep harus semangat untuk sembuh.” Ia mengangguk perlahan.

Berat badan istriku mulai turun drastis karena tak ada asupan makanan, sebelum sakit beratnya 53 Kg kini tinggal 36 Kg. Kondisinya makin parah dan puncaknya ketika aku lihat mata kirinya sudah tak focus. Cara ia melihat seperti orang juling. Menurut Dokter herbal yang menangani istriku inilah rangkaian perjalanan kanker tersebut yang lama kelamaan akan menyerang otak. Dokter menganjurkan untuk segera dibawa ke rumah sakit.

Tanggal 26 Maret 2008

Akhirnya aku kembali membawanya ke Rumah Sakit. Kali ini aku membawanya ke RS. Husni Thamrin. Istriku ditangani oleh team yang terdiri Dokter THT, Dokter Internis dan Dokter spesialis ahli kemoterapy, Kebetulan Dokter Sugiono ahli kemoterapy yang dulu merawat istriku di RS. Proklamasi juga praktek di sini. Dan kini Dokter sugiyono kembali menangani istriku.

Sore itu Dokter memanggilku ke ruangannya. Dokter menjelaskan stadium kanker istriku sudah menjadi 4C, dan kankernya sudah mulai menggerogoti tulang tengkorak penyangga otak. Melihat hasil CT Scan nya aku merinding, terlihat jelas tulang-tulang tengkorak itu keropos layaknya daun termakan ulat. Aku ingin menjerit, “Ya Allah... begitu berat cobaan ini Kau timpakan pada kami”

“Ma'afkan ayah bun, ayah tak mampu menjaga bunda...!”

Yang lebih mengagetkan ketika dokter mengatakan, “kita hanya bisa memperlambat pertumbuhan kankernya bukan mengobati.” Seolah hitungan mundur kematian itu dimulai. Aku limbung dan hampir taksadarkan diri, sekuat tenaga aku mencoba untuk tetap tegar. Dengan dipapah adik aku keluar dari ruang dokter.

Segera aku menuju Mushola kuambil air wudhu dan kujalankan sholat. Entah sholat apa yang kujalankan ini.

“Aku ingin ketenangan aku butuh pertolonganMu ya Robb. Kutumpahkan segala permohonan ini dihadapanMu yaa Allah. Bisa saja dokter memfonis dengan analisanya, tapi Engkaulah yang maha kuasa atas segala sesuatunya. Engkau maha menggenggam semua takdir, sakit ini dariMu ya Allah dan padaMU juga aku mohon obat dan kesembuhannya.”

Segala ikhtiar dan do’a tiada lelah kulakukan tuk kesembuhan istriku. Malam-malamku kulalui dengan sujud panjang disamping bangsal rumah sakit. Kubenamkan wajahku diatas sajadah lebih dalam lagi, tiba-tiba aku merasa tak mimiliki kekuatan apapun, aku berada dalam kepasrahan dan penghambaan yang lemah.

“Robb...Engkau maha mengetahui, betapa segala ihtiar telah kami lakukan. Tiada menyerah kami melawan penyakit ini, kini aku serahkan segalanya padaMu, tidak ada kekuatan yang sanggup mengalahkan kekuatannMu yaa...Robb, Tunjukkan pertolonganMu, beri kesembuhan pada istriku Ya..Allah.”

Saat itu istriku masih bisa bicara meski dengan suara kurang jelas. Karena tenggorokannya pun sudah menyempit tersumbat kanker, ia sangat kesulitan dalam bernafas. Untuk mengantisipasi agar tidak tersumbat saluran nafasnya, dokter menyarankan agar dipasang ventilator dileher istriku. Akupun menyetujuinya meskipun aku tak tega, tapi ini resiko terkecil yang bisa diambil.

Istriku pasarah, dia minta aku menemaninya ke ruang operasi. Aku sangat mengerti ia sangat takut dengan peralatan medis di ruang operasi. Kemudian aku mendampinginya kedalam ruang operasi untuk pemasangan Ventilator. Aku melihat dengan jelas leher istriku disayat kemudian dimasukkan alat bantu pernafasan itu. “Sebenarnya aku tak tega melihatmu seperti ini bunda, tapi inilah yang terbaik untukmu saat ini.”

Selesai pemasangan ventilator bicaranya sudah tak bersuara lagi. Sejak saat itu praktis komunikasi kami hanya dengan isyarat atau terkadang istriku menulisnya pada lembar-lembar catatan kecil yang sengaja aku siapkan. Tentu saja hal ini terasa capek baginya. Namun sekali lagi ia terlihat tegar tak pernah aku mendengar ia mengeluh.

Akhirnya dengan berbagai pertimbangan akupun menyetujui untuk dilakukan kemoterapy terhadap istriku.

Tanggal 6 April 2008

Kira-kira jam 12 siang kemo tahap pertama dilakukan. Dengan perasaan tak menentu aku melihat dokter meracik obat dengan perlengkapan pengaman yang lengkap. Karena menurut dokter obat ini memang keras.

“Ya Allah beri kekuatan pada istriku…!” Beri kesembuhan melalui ihtiar obat ini ya Allah..!”

Sepanjang proses pengobatan tak hentinya kupanjatkan do’a dan dzikir dibantu dengan beberapa anggota keluarga.

Menurut Dokter kemo ini dilakukan dalam 3 sampai 5 tahap. Satu tahapan kemo memakan waktu 5 hari kemudian jeda 3 minggu untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya.

Hari kedua setelah kemo kurang lebih jam 9 malam, istriku mulai merasa mual dan muntah. Hari ketiga jam 12 malam mulai keluar mimisan dengan darah hitam mengental. Hari ke empat jam 8 pagi ketika saya memandikan dan membersihkan mulutnya yang terus menerus mengeluarkan lendir, terdapat lendir bercampur darah hitam pekat dan mengental. Menurut dokter ini adalah kankernya sudah mulai hancur. Malam harinya istriku tidur sangat nyenyak dan tidak banyak batuk berdahak seperti hari-hari sebelumnya.

Alhamdulillah kemo tahap pertama selesai. Dokter bilang jika kondisi istriku membaik maka tiga hari lagi boleh pulang. Terlihat wajah cerah istriku ketika mendengar kabar ini. “nanti kalo pulang mau kemana bun.. ke Sawangan apa ke Kebayoran (rumah ibunya)?”

”ke Sawangan aja rumah kita sendiri,” jawabnya melalui secarik kertas. Namun ternyata dua hari kemudian ia mengalami diare yang hebat ini adalah efek samping dari obat kemo, sehingga kondisinya kembali lemas. Rencana pulangpun harus ditunda menunggu kondisinya membaik. Tetapi makin hari kondisi istriku makin drop. Hingga menjelang kemo tahap kedua malah albumin dalam darahnya menurun.

Selama dirawat istriku meminta agar saya sendiri yang memandikannya, bahkan aku juga yang membersihkan kotorannya. Semuanya saya kerjakan dengan telaten karena aku merasa sekarang saatnya untuk membalas semua kebaikan yang telah dilakukannya kepadaku selama ini. Ketika istriku sehat dialah yang selalu merawatku, menemaniku dan selalu menyiapkan semua kebutuhanku.

Selama hampir satu bulan di Rumah Sakit kami merasa menemukan keluarga baru. Keakraban terjalin antara kami dengan team dokter, dengan para suster bahkan juga dengan cleaning service yang tiap hari membersihkan kamar istriku. Saya merasa senang ketika suatu hari istriku dapat tertawa riang bercanda dengan para suster meski tawanya tanpa suara.

Minggu, 4 Mei 2008

Kemo tahap ke 2 dilakukan. Sepertinya Allah benar-benar menguji kesabaranku. Ketika hendak dilakukan kemo, tabung infus 1000cc yang digunakan untuk campuran obat kemo ternyata tidak ada. Rumah sakit kehabisan stock, dan ini adalah sebuah kecorobohan yang mestinya tidak terjadi. Karena tentunya pihak rumah sakit telah mengetahui jadwal pelaksaan kemo ini. Dokterpun marah. Kemudian Dokter menyarankan saya untuk segera membeli sendiri tabung infus di tempat lain. Tujuan saya adalah RSCM sebagai Rumah sakit terdekat, namun jika menuju RSCM menggunakan kendaraan akan memakan waktu lama karena jalannya memutar. Sayapun berlari ditengah terik matahari pukul 12 siang menuju RSCM. Namun disanapun tidak tersedia, kemudian saya berlari lagi menuju RS Sant Carolus, di sinipun nihil. Begitu juga ketika saya ke Apotik melawai tak bisa mendapatkannya. Akhirnya saya mendapatkan tabung infus tersebut di Apotik Titimurni RS. Kramat. Akhirnya kemo tahap ke 2 pun dapat dilakukan.

Senin, 5 Mei 2008

Hari ini Dinda anak kami yang kecil ulang tahun ke 4. Perhatian dan kecintaan istriku pada anaknya tak pernah berkurang. Dibatas ketidak berdayaannya dia menuliskan sesuatu, “Ayah jangan lupa beliin hadiah buat Dinda, ayah beliin jaket nanti bunda titip mukena, kasihan mukena dede sudah jelek. Bilang ke dede ini mukena dari bunda.”

Atas permintaan istriku siang itu sebagai tanda syukur kami memotong 2 buah kue ulang tahun yang salah satunya untuk dibagikan ke suster-suster yang jaga. Kemudian istriku minta dibantu turun dari tempat tidur, katanya ingin duduk bareng deket Dinda. Ia mencoba memberikan senyum bahagia pada Dinda dan menyembunyikan rasa sakitnya. Sementara Dinda nampak bahagia dipangku bundanya, mungkin ia mengira bundanya hanya sakit biasa saja. Lagu “selamat ulang tahun” yang kami nyanyikan terdengar getir di telingaku. Terasa pilu aku menatap mereka.

Selasa, 13 Mei 2008

Biasanya jika istriku menginginkan sesuatu ia akan membangunkan saya dengan mengetuk besi tempat tidurnya. Namun malam itu saya merasa sangat ngantuk dan lelah, saya menulis pesan pada istriku, “bun..nanti kalo perlu apa-apa panggil suster aja ya! Ayah ngatuk dan cape, jangan bangunin ayah ya!” Dengan isyarat lemah ia mengiyakan permintaanku, ia mengusap tanganku kemudian menuliskan sesuatu “ayah tidur aja gapapa kok, bunda juga mau istirahat.”

Rabu, 14 Mei 2008

Entah mengapa pagi ini aku sangat ingin merawatnya. Ketika ia kembali diserang diare berkali-kali yang sangat hebat aku sendiri yang membersihkan semuanya. Kemudian memandikannya dan mengganti pakaiannya. Pagi itu aku minta Lia anak sulung kami yang masih duduk di kelas 5 SD untuk menjaga bundanya, sebelum kemudian aku tinggal berangkat kerja.

Siang pukul 11 Lia menelpon “Ayah, bunda pingsan nafasnya cepet banget.” Aku kaget dan sangat khawatir. Selang 15 menit Lia sms “bunda sekarang ada di ruang ICU”. Astaghfirullah haladziim... apa yang terjadi pada istriku. Segera aku minta izin meninggalkan kantor. Di Rumah Sakit aku dapati Lia menangis sesegukan tak berhenti. “bunda yah... tolongin bunda yahh....!”

Kuhampiri istriku yang tergolek taksadarkan diri. Perawat memasang semua peralatan pada tubuh istriku, entah alat apa saja ini. Kuusap perlahan keningnya, dingin sekali. Tangan dan kakinyapun sangat dingin. Hingga menjelang maghrib aku tak beranjak dari sampingnya. Tak hentinya mulut ini memanjatkan doa. Sementara di luar ruang ICU sudah banyak kerabat berdatangan.

Tekanan darahnya sangat rendah dibawah 70. Dokter memberikan obat penguat tekanan darah dengan dosis tinggi. Tekanan darahnya sempat naik namun masih dikisaran 75-80, sangat rendah. Berkali-kali dokter menyuntikkan obat perangsang namun hasilnya tetap sama tak berubah. Dokter memanggilku, perasaanku gelisah tak menentu, campur aduk antara cemas, bimbang dan ketakutan yang amat sangat. Dugaanku benar Dokterpun menyerah. Melihat kondisinya yang terus menurun ia menyarankan agar semua alat bantu dilepas saja. “maksudnya dok..?” aku menodong penjelasan. “secara medis kondisi ibu sudah tidak dapat ditolong lagi, lebih baik kita do’akan saja.” Aku benar-benar lemas mendengarnya seluruh badanku gemetar merinding “benarkah tak ada lagi harapan.” Tiba-tiba aku merasakan ketakutan yang luar biasa. Aku tak mau menyerah, aku meminta agar semua alat bantu itu tetap terpasang pada tubuh istriku, sambil menunggu keputusan team dokter besok pagi.

“Aku tak mau kehilanganmu bunda.” Ku pegang kuat jemarinya, ”buka matamu bunda sebentar saja, ayah ingin menatap mata bening bunda untuk terakhir kalinya,” kubisikan lembut ditelinganya.

Pukul 22, aku disodori surat pernyataan, tak sempat aku baca, kata suster ini adalah Surat persetujuan untuk melepas semua alat bantu dari tubuh istriku. “Tak sanggup aku melakukan ini bun, aku ingin tetap menatap wajahmu, aku ingin tetap mendampingimu meski dalam ketidakberdayaanmu.” Akhirnya adikku yang menandatanganinya. Aku tak ingin selalu dihinggapi rasa bersalah jika menandatangani surat itu. Kemudian semua alat bantu dilepas dari tubuh istriku, tinggal tersisa alat pendeteksi detak jantung.

“Bun…inilah yang terbaik yang diberikan Allah buat kita, maafkan ayah bun ayah tak bisa menjaga bunda. Ayah ikhlas bunda pergi, ayah terima semua dengan ihklas bun.. Jangan khawatir bun, ayah akan menjaga dan merawat anak-anak kita,” kubisikan lirih ditelinga istriku.

Kutemui Lia yang menunggu diluar ruang ICU, kubelai rambutnya penuh sayang. Ia menangis keras sejadi-jadinya, mungkin ia paham apa yang kumaksudkan. “Bundaa… Lia ga mau kehilangan bunda, jangan tinggalin lia bundaa…!!” Tangisnya memekik, merebut perhatian semua orang diruang tunggu ICU ini. Semua mata menatap kami tapi mereka diam seolah mahfum dengan keadaan kami.

Dalam setiap rangkaian doaku tak pernah aku mengucapkan kata-kata menyerah “kalo memang hendak Engkau ambil maka mudahkan,” tak pernah aku menyebut kata-kata itu. Aku selalu minta kesembuhan, kesembuhan karena aku memang menginginkan istriku benar-benar sembuh.

Sepertinya kini aku harus menyerah dan pasrah “Ya.. Robb jika memang Engkau menentukan jalan lain aku ikhlas ya Allah…, mudahkan jalan istriku untuk menghadapmu dengan khusnul khootimah.”

Menurut suster dalam kondisi seperti ini pasien masih bisa mendengar. Kubimbing istriku menyebut kalimat “LAAILAHA ILLALLAH MUHAMMADUR ROSULULLAH..” perlahan aku membimbingnya. Rasanya aku mengerti betul setiap helaan nafasnya, raga kami bagai menyatu. Kuulang hingga berkali-kali dengan helaan nafas yang terirama pelan. Dua bulir bening tersembul dari sudut matanya. Aku merasakan ia sanggup mengikuti kalimat ini, terimakasih ya Allah..!

Kamis, 15 Mei 2008

Aku terbangun ketika tiba-tiba seorang suster memanggil “Keluarga ibu Siti Nurhayati..!” Aku bergegas masuk ke ruang ICU, jam menunjuk Pukul 05.05, masih pagi dengan hawa dingin yang menyusup tulang. “Ma’af pak, ibu sudah tidak ada.” ujar suter tadi singkat. Meski aku tau maksudnya tapi aku masih tak percaya. Kutengok layar monitor yang terhubung ketubuh istriku. Tak ada lagi yang bergerak disana. Bagai tersambar petir, kudekap tubuh lemas istriku. Bibirnya menoreh segaris senyum. “INNA LILLAAHI WAINNA ILAIHI ROOJIUUN.” Aku lunglai terduduk disampingnya tapi tak ada lagi air mata yang keluar. “Bun, Ayah ikhlas melepas bunda, Allah telah memilihkan jalan terbaik buat kita.”

Selamat Jalan Istriku… jemput aku dan anak-anak nanti di pintu SurgaNya.

Pasrah kunci ke tenangan karena hidup ini setiap detiknya pasti telah di atur dan di rencanakan oleh Allah SWT tinggal bagai mana kita bisa menerimanya dengan baik.

Baca lanjutannya.....

KEJUJURAN SEORANG TUKANG KAYU

Suatu hari ada seorang tukang kayu sedang menebang kayu di hutan, dan tidak sengaja kapaknya jatuh ke jurang. Si tukang kayunya sedih soalnya itu kapak satu-satunya walaupun sudah tua umurnya. Pas lagi sedih-sedihnya datang seorang malaikat..

Malaikat : He..tukang kayu, kamu kenapa koq sedih sekali ?
Tukang kayu : Iya nih malaikat, saya punya kapak satu-satunya jatuh ke jurang, gmn saya bisa nebang pohon lagi?
Malaikat : Oh..gitu, ok kamu jangan sedih saya akan bantu ambilkan.

Kemudian Malaikat tsb turun ke bawah jurang, dan dia ingin mengetes kejujuran si tukang kayu tersebut dengan memberikan kapak yang lain, yang pertama dikasihkan kapak dari emas.
Malaikat : Pak ini bukan kapaknya ?
Tukang kayu : bukan...bukan, kapak saya jelek koq.Kemudian Malaikat tersebut kasih kapak yang kedua yang terbuat dari perak.
Tukang kayu : bukan juga, yang punya saya sudah jelek kapaknya.
Malaikat tersebut senang karena tukang kayu ini jujur, dan
dia ngomong : He tukang kayu, karena kamu jujur orangnya saya akan kasih kamu 3 kapak lagi yang baru.
Pas pulang ke rumah, si tukang kayu cerita sama istrinya.

Besoknya si tukang kayu dan istrinya ke hutan untuk melihat tempat dia ketemu dengan malaikat tersebut. Saking hebohnya, si istrinya jatuh juga ke jurang, terus si tukang kayu sedih lagi. Datang lagi malaikatnya.
Malaikat : Lho..kamu kenapa, koq sedih lagi ?
Tukang kayu : Iya nih, istri saya jatuh ke jurang, saya sedih sekali karena dia istri satu-satunya.
Terus malaikat tsb bantu untuk turun ke jurang lagi mencari istrinya. Malaikatnya ingin ngetes lagi sama tukang kayunya, dengan memberikan Sophia Latjuba ke tukang kayunya.
Malaikat : he tukang kayu, ini bukan istrinya ?
Tukang kayu : (agak gugup)..hmm, iya! yah! dia istri saya.

Karena tukang kayunya berbohong si malaikatnya sedih.
Malaikat : (sedih)..koq kamu tidak jujur dan berbohong pada saya ?
Tukang kayu (membela diri) : Iya..soalnya kalau saya jujur, nanti saya dikasih 3 istri lagi .....
Malaikat : Oh...Huh?Huh?Huh?


UJIAN DARI SEBUAH KUJUJURAN MEMBUAT KITA TERLENA DAN MEMILIHNYA

Baca lanjutannya.....

KEKUATAN HATI


Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.

Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”

“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”

“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”

“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”

Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri

Baca lanjutannya.....

PERSAINGAN ANTARA SPIDERMAN VS BATMAN


Peter Parker kegirangan. Nomer togel yang ia pasang tembus. Gak tanggung-tanggung, 4 angka sekaligus. Dalam perjalanan ke tempat bandar untuk mengambil uang, ia terus berpikir mau dipakai untuk apa uang tersebut nantinya. Yang jelas, berhubung selama ini hidupnya serba pas-pas-an, kemungkinan besar ia akan menggunakannya untuk membuka usaha.

Setelah memutar otak, akhirnya Peter memutuskan, ia akan membuka usaha salon! Ya, salon potong rambut. Kebetulan saat ini sudah mendekati musim panas. Pasti banyak orang yang akan potong rambut agar tidak gerah, pikirnya.

Begitulah.

Tidak sampai seminggu salon yang diimpikan telah usai dibangun. Maklum, ia minta bantuan kepada Flash yang bisa bergerak secepat kilat itu. Salon itu ia beri nama “Salon SiLabi”, singkatan dari “Si Laba-laba Imut”.

Selain mempersiapkan peralatan-peralatan salon, Peter turut ‘menyesuaikan’ penampilannya. Karena ia tahu salon tersebut baru akan laku apabila Spiderman sendiri yang menjadi tukang potongnya, ia pun mengenakan kustom merah birunya. Ia juga membuat wig rambut panjang dari jaring laba-labanya, menatanya dengan tren 2010, dan mengenakannya. Gak lucu dong kalau ada tukang potong yang gundul.

Begitulah.

Salon SiLabi ternyata laku keras. Branding Spiderman ditambah dengan momen pembukaan serta lokasi salon yang tepat terbukti sebagai adonan kesuksesan yang tepat. Tidak kurang 100 pengunjung tiap harinya harus Peter layani. Dari yang sekedar ingin keramas, creambath, mengeriting rambut, potong botak, shaggy, hingga memanjangkan rambut (emang bisa?). Yang jelas, hampir setiap hari salonnya penuh sesak dengan pelanggan yang antri.

Suatu hari, Bruce Wayne lewat di depan salon Silabi. Tertarik dengan kelarisan salon Spidey, otak bisnis Bruce mulai bekerja. Ia segera menghubungi Alfred untuk mengurus pembangunan salon potong rambut yang baru, dengan peralatan yang lebih canggih dan lokasi tepat di seberang salon milik Peter. Salon tersebut ia beri nama salon “Sikeli”. Singkatannya? Tentu saja, “Si Kelelawar Imut”.

Untuk memberi nilai tambah pada salonnya, agar dapat membajak pelanggan-pelanggan Silabi, Bruce tidak hanya mengenakan kostum Batman-nya. Ia juga memanfaatkan kepandaiannya untuk menciptakan robot pemotong rambut otomatis! Dengan robot ini, orang tinggal duduk manis di kursi, tekan tombol pilihan potongan rambut yang diinginkan, dan dalam 5 menit, langsung beres. Praktis kan? Supaya keren, Bruce memberi nama robotnya “RPRSKDSC v1.14254″.

Untuk mempromosikan salon barunya, Bruce memasang papan iklan yang cukup besar. Tertulis, “Salon Sikeli – Potong Rambut Kilat, Gak Pake Antri”

Begitulah.

Tidak lama, pelanggan salon Silabi sedikit demi sedikit berpindah ke salon Sikeli. Dan memang, kecanggihan robot tersebut terbukti. Siapa saja, potongan apa saja, diselesaikan dalam waktu 5 menit. Benar-benar gak pake antri. Si Batman pun gak perlu repot-repot melayani pelanggan. Ia cuma duduk di belakang kasir sambil ngitung penghasilan.

Selang beberapa hari, otak bisnis Bruce kembali berputar. Kalau buka 1/2 hari aja keuntungannya sebesar ini, bagaimana jika buka 24-jam non-stop yah?

Begitulah.

Salon Sikeli kemudian dibuka 24 jam. Non-stop. Pengunjung pun terus mengalir, siang malam. Demikian pula kantong Batman, semakin lama semakin tebal.

Tanpa disadari, karena diforsir untuk bekerja tanpa beristirahat, robot RPRSKDSC mulai berulah. Bagian dalamnya kepanasan dan menyebabkan ada 1 sirkuit yang putus. Akibatnya, hasil pemotongan rambut menjadi kacau. Ada yang minta dikeriting malah jadi gundul, ada yang minta di-shaggy malah dikasih konde, ada yang minta creambath malah dikitik-kitik, hehehe. Bruce sendiri yang terlalu sibuk dengan mesin kasirnya sama sekali tidak memperhatikan keadaan itu.

Berbeda dengan Peter. Sejak salonnya sepi, ia jadi banyak bengong di trotoar. Melihat akhir-akhir ini banyak orang yang keluar dari salon saingannya sambil ngedumel, ia pun curiga bahwa ada yang tidak beres di sana. Dengan memanfaatkan pendengaran supernya, ia menguping omelan mereka dan mengetahui masalah yang terjadi di salon Sikeli.

Setelah berpikir sejenak, Peter masuk ke dalam salon. Sejenak kemudian ia keluar sambil membawa papan iklan bertuliskan, “Salon Silabi – Merapikan Potongan Rambut Yang Kacau”. Papan tersebut ia letakkan di dekat salon Sikeli. Tidak lupa ia gambarkan arah panah yang menuju ke salonnya.

Cara ini ternyata tokcer. Pelanggan salon Sikeli yang kecewa dengan layanan robot si Batman, begitu melihat papan iklan tersebut, langsung berjalan menuju salon Silabi. Sedikit demi sedikit, pengunjung salon Sikeli berkurang, dan sebaliknya, salon Silabi kembali laris.

Menjadi yang pertama tidak selalu membuat kita sukses. Menjadi yang terbaiklah yang membuat kita menjadi sukses.

Baca lanjutannya.....

BATMAN LAGI NAMBAL BAN MOBILNYA


“Huh, siyal, masa’ bocor lagi sih”, ujar Batman gemas sambil menendang pintu BatMobile-nya perlahan. Meskipun kesal, ia masih cukup sadar untuk tidak melampiaskannya kepada kendaraan tercintanya, yang cicilannya belum lunas itu. Dengan susah payah, ia mendorong mobilnya ke pinggir, ke sebuah tambal ban yang kebetulan berada tidak jauh dari situ.

“Mbah Gendeng – Nambal Ban Sejak 1911”

Begitu tulisan yang tertera di atas “bengkel” kecil yang didirikan seadanya di bawah sebuah pohon beringin besar.

“Bannya bocor ya, nak?”, tanya seorang kakek tua yang tiba-tiba muncul dari balik pohon.

“Iya, mbah”, jawab Batman lesu, “sudah kedua kalinya nih. Padahal baru sekitar 5km lalu bocor dan ditambal.”

“Hmmm…”, mbah Gendeng mengangguk-anggukan kepalanya dan mulai mempersiapkan peralatannya. Bak air sabun untuk memeriksa bagian ban yang bocor, dongkrak, pompa angin, dan sebagainya. “Silahkan duduk dulu aja di kursi kayu itu, nak. Biar mbah kerjakan dulu bannya.”

45 menit berlalu, Batman mulai gak sabar. Maklum, ia lagi semangat-semangatnya untuk bangkit kembali dari keterpurukannya dan ingin segera sampai ke WTC untuk membuka gerai HP. Ditambah lagi, seekor kura-kura berseragam “Bukan Express” yang tadi disalipnya kini sudah berjalan melewati tempat ia duduk. “Masa’ Batman kalah cepet ama kura-kura”, pikir Batman dalam hati. Penasaran, ia mendekati Mbah Gendeng dan mengintip kerjanya.

“Pantesan aja lama!”, sergah Batman kasar. “Lha wong kerjanya lambat banget gini! Apa gak bisa lebih cepet lagi, mbah?!”

Mbah Gendeng meletakkan ban dalam BatMobile yang sedang ia pegang dan menoleh ke arah Batman. Tatapannya yang tajam membuat Batman secara tidak sadar mundur selangkah ke belakang. Tanpa disangka, dengan tidak kalah kerasnya, Mbah Gendeng balik bertanya, “Memangnya kamu pikir pekerjaan ini tidak penting sehingga harus dikerjakan dengan terburu-buru?”

“Memang begitu, kan? Cuman nambal ban ini, apa pentingnya? Jauh lebih penting pekerjaanku yang ke sana kemari buat nyelamatin dunia dari orang jahat! Mbah tahu kan kalo aku ini Batman?!”

“Iye, terus so what gitu loh, mau situ Superman kek, Batman kek, Barack Obama kek, SBY kek, tetep aja, jangan pernah ngeremehin pekerjaan saya!”

Batman sudah akan membuka mulutnya lagi untuk menjawab, namun kakek tua itu tidak mau kalah cepat dan melanjutkan kata-katanya.

“Dengarkan baik-baik, anak muda. Coba pikir. Seandainya tadi kamu dalam perjalanan untuk menyelamatkan ribuan orang dan banmu bocor, apa bukan berarti yang saya kerjakan ini tidak sama pentingnya dengan pekerjaanmu? Dengan memperbaiki ban bocormu dengan baik dan teliti, secara tidak langsung saya suda membantu kamu menyelamatkan mereka — ribuan orang itu.”

“Tidak usah muluk-muluk. Setiap ban bocor yang saya perbaiki pasti berhasil membawa pengemudinya tiba dengan selamat sampai di rumah. Coba bayangkan apabila saya melakukannya dengan asal-asalan. Bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, bukan?”

“Lihat ban dalammu ini”, Mbah Gendeng menyodorkan dua buah ban dalam BatMobile yang sedang ia kerjakan. “Perhatikan ini, bekas tambalan yang dilakukan oleh penambal ban sebelumnya. Kasar dan kurang kuat rekatannya. Itu sebabnya tadi ban mobilmu bocor lagi. Masih untung tidak terjadi apa-apa. Dan ini, yang ada di kanan, adalah hasil tambalan ban yang aku lakukan. Bandingkan!”

Batman tercenung. Ia memperhatikan ban dalam pada bagian yang ditunjukkan oleh Mbah Gendeng dan ternyata memang benar, pekerjaannya kurang baik. Bahkan jauh dibandingkan hasil pekerjaan Mbah Gendeng. Padahal tadi ia cukup senang dan memberi tips lebih kepada penambal ban sebelumnya karena kerjanya hanya butuh waktu 5 menit saja.

Dengan menunduk, Batman mohon maaf kepada Mbah Gendeng dan beringsut kembali ke kursi kayu untuk menunggu. Di satu sisi, ia malu terhadap apa yang telah ia lakukan, namun di sisi lain, ia gembira karena mendapat pelajaran baru tentang hidup dan juga tentang bisnis.

“Aku pasti tidak akan kalah oleh Peter Parker”, ujar Batman dalam hati sembari tersenyum.
Suka dongeng ini? Bantu sebarkan ke yang lain ya :)
Setiap pekerjaan itu penting, jangan pernah meremehkan pekerjaan orang lain sekecil apapun itu.

Baca lanjutannya.....

MOTIVASI TUKANG SOL SEPATU


Mang Udin, begitulah dia dipanggil, seorang penjual jasa perbaikan sepatu yang sering disebut tukang sol. Pagi buta sudah melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan istrinya yang berharap, nanti sore hari mang Udin membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya perbaikan kecil.

Perut mulai keroncongan. Hanya air teh bekal dari rumah yang mengganjal perutnya. Mau beli makan, uangnya tidak cukup. Hanya berharap dapat order besar sehingga bisa membawa uang ke rumah. Perutnya sendiri tidak dia hiraukan.

Di tengah keputusasaan, dia berjumpa dengan seorang tukan sol lainnya. Wajahnya cukup berseri. “Pasti, si Abang ini sudah dapat uang banyak nich.” pikir mang Udin. Mereka berpapasan dan saling menyapa. Akhirnya berhenti untuk bercakap-cakap.

“Bagaimana dengan hasil hari ini bang? Sepertinya laris nich?” kata mang Udin memulai percakapan.

“Alhamdulillah. Ada beberapa orang memperbaiki sepatu.” kata tukang sol yang kemudian diketahui namanya Bang Soleh.

“Saya baru satu bang, itu pun cuma benerin tahitan.” kata mang Udin memelas.

“Alhamdulillah, itu harus disyukuri.”

“Mau disyukuri gimana, nggak cukup buat beli beras juga.” kata mang Udin sedikit kesal.

“Justru dengan bersyukur, nikmat kita akan ditambah.” kata bang Soleh sambil tetap tersenyum.

“Emang begitu bang?” tanya mang Udin, yang sebenarnya dia sudah tahu harus banyak bersyukur.

“Insya Allah. Mari kita ke Masjid dulu, sebentar lagi adzan dzuhur.” kata bang Soleh sambil mengangkat pikulannya.

Mang udin sedikit kikuk, karena dia tidak pernah “mampir” ke tempat shalat.

“Ayolah, kita mohon kepada Allah supaya kita diberi rezeki yang barakah.”

Akhirnya, mang Udin mengikuti bang Soleh menuju sebuah masjid terdekat. Bang Soleh begitu hapal tata letak masjid, sepertinya sering ke masjid tersebut.

Setelah shalat, bang Soleh mengajak mang Udin ke warung nasi untuk makan siang. Tentu saja mang Udin bingung, sebab dia tidak punya uang. Bang Soleh mengerti,

“Ayolah, kita makan dulu. Saya yang traktir.”

Akhirnya mang Udin ikut makan di warung Tegal terdekat. Setelah makan, mang Udin berkata,

“Saya tidak enak nich. Nanti uang untuk dapur abang berkurang dipakai traktir saya.”

“Tenang saja, Allah akan menggantinya. Bahkan lebih besar dan barakah.” kata bang Soleh tetap tersenyum.

“Abang yakin?”

“Insya Allah.” jawab bang soleh meyakinkan.

“Kalau begitu, saya mau shalat lagi, bersyukur, dan mau memberi kepada orang lain.” kata mang Udin penuh harap.

“Insya Allah. Allah akan menolong kita.” Kata bang Soleh sambil bersalaman dan mengucapkan salam untuk berpisah.

Keesokan harinya, mereke bertemu di tempat yang sama. Bang Soleh mendahului menyapa.

“Apa kabar mang Udin?”

“Alhamdulillah, baik. Oh ya, saya sudah mengikuti saran Abang, tapi mengapa koq penghasilan saya malah turun? Hari ini, satu pun pekerjaan belum saya dapat.” kata mang Udin setengah menyalahkan.

Bang Soleh hanya tersenyum. Kemudian berkata,

“Masih ada hal yang perlu mang Udin lakukan untuk mendapat rezeki barakah.”

“Oh ya, apa itu?” tanya mang Udin penasaran.

“Tawakal, ikhlas, dan sabar.” kata bang Soleh sambil kemudian mengajak ke Masjid dan mentraktir makan siang lagi.

Keesokan harinya, mereka bertemu lagi, tetapi di tempat yang berbeda. Mang Udin yang berhari-hari ini sepi order berkata setengah menyalahkan lagi,

“Wah, saya makin parah. Kemarin nggak dapat order, sekarang juga belum. Apa saran abang tidak cocok untuk saya?”

“Bukan tidak, cocok. Mungkin keyakinan mang Udin belum kuat atas pertolongan Allah. Coba renungkan, sejauh mana mang Udin yakin bahwa Allah akan menolong kita?” jelas bang Soleh sambil tetap tersenyum.

Mang Udin cukup tersentak mendengar penjelasan tersebut. Dia mengakui bahwa hatinya sedikit ragu. Dia “hanya” coba-coba menjalankan apa yang dikatakan oleh bang Soleh.

“Bagaimana supaya yakin bang?” kata mang Udin sedikit pelan hampir terdengar.

Rupanya, bang Soleh sudah menebak, kemana arah pembicaraan.

“Saya mau bertanya, apakah kita janjian untuk bertemu hari ini, disini?” tanya bang Soleh.

“Tidak.”

“Tapi kenyataanya kita bertemu, bahkan 3 hari berturut. Mang Udin dapat rezeki bisa makan bersama saya. Jika bukan Allah yang mengatur, siapa lagi?” lanjut bang Soleh. Mang Udin terlihat berpikir dalam. Bang Soleh melanjutkan, “Mungkin, sudah banyak petunjuk dari Allah, hanya saja kita jarang atau kurang memperhatikan petunjuk tersebut. Kita tidak menyangka Allah akan menolong kita, karena kita sebenarnya tidak berharap. Kita tidak berharap, karena kita tidak yakin.”

Mang Udin manggut-manggut. Sepertinya mulai paham. Kemudian mulai tersenyum.

“OK dech, saya paham. Selama ini saya akui saya memang ragu. Sekarang saya yakin. Allah sebenarnya sudah membimbing saya, saya sendiri yang tidak melihat dan tidak mensyukurinya. Terima kasih abang.” kata mang Udin, matanya terlihat berkaca-kaca.

“Berterima kasihlah kepada Allah. Sebentar lagi dzuhur, kita ke Masjid yuk. Kita mohon ampun dan bersyukur kepada Allah.”

Mereka pun mengangkat pikulan dan mulai berjalan menuju masjid terdekat sambil diiringi rasa optimist bahwa hidup akan lebih baik.

COPAS : http://www.motivasi-islami.com/kisah-dua-tukang-sol/

Baca lanjutannya.....